Pemberdayaan Komunitas “Sanggar Tari Langen Kusuma”

Pendahuluan

              Pemberdayaan Komunitas bukan hal yang asing dikalangan masyarakat. Indonesia adalah negara yang kaya akan warisan budaya. Indonesia memiliki keragaman budaya karena wilayahnya yang membentang luas dari Sabang sampai Merauke. Berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik pada tahun 2010, terdapat lebih dari 300 kelompok etnik atau 1.340 kelompok suku bangsa di Indonesia. Keanekaragaman budaya pada akhirnya melahirkan sebuah semboyan yaitu semboyan Bhineka Tunggal Ika yang memiliki arti berbeda-beda tapi tetap satu jua. Indonesia tetaplah satu kesatuan yang utuh meskipun memiliki keragaman suku, budaya, agama, dan golongan. Semboyan tersebut mengukuhkan bahwa sejatinya keragaman yang ada di negeri kita ini merupakan kekayaan dan keindahan bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara lain.
Salah satu contoh keragaman budaya di Indonesia yaitu Kesenian daerah. Seni merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk menunjukkan jati diri suatu individu di masyarakat dan juga memberikan pentunjuk kehidupan bagi manusia. Di sisi lain seni juga dapat membuat kemajuan sosial.
Seniman seringkali dianggap sebagai orang agung dan menjadi panutan bagi masyarakat. Masyarakat yang menjadi penikmat karya seni para seniman akan memiliki tingkatan penilaian terhadap karya seni para seniman. Selain itu, seni juga mampu menyalurkan pesan-pesan sejarah untuk dikenang oleh generasi berikutnya dan sebagai wadah untuk edukasi.
Di dalam masyarakat penyampaian nilai- nilai budaya dan ekspresi seniman ini sangat penting untuk melestarikan seni budaya. Seiring dengan perkembangan zaman mulai bermunculan ragam kesenian. Salah satunya Kesenian tradisional yang menggabungkan antara tari dan musik, nyanyian dan musik dan lain sebagainya. Seni tari merupakan salah satu kesenian yang berkembang pesat di Indonesia. Kesenian tari melangkah maju dan berkembang sejalan dengan kehidupan manusia. Di kota Ponorogo terdapat banyak kesenian yang menarik, salah satunya adalah kesenian Reog. Dalam upaya menjaga kelestarian kesenian reog di Ponorogo banyak didirikan sanggar tari, misalnya sanggar tari Langen Kusuma.
Berdasarkan latar belakang di atas dapat ditarik rumusan masalah yaitu, bagaimana upaya pemberdayaan komunitas Sanggar Tari Langen Kusuma dalam upaya pelestarian kesenian di Ponorogo.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui praktisi seni di Ponorogo dalam upaya menjaga kesenian daerah.

Pembahasan

         Pemberdayaan mengacu pada kata “empowerment,” yang memiliki arti memberi daya, atau kekuatan, kepada pihak yang kurang berdaya. Pemberdayaan sebagai proses mengembangkan, memandirikan, menswadayakan,memperkuat posisi tawar menawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan penekan di segala bidang dan sektor kehidupan. Sedangkan komunitas memiliki arti sebagai kumpulan dari para individu yang memiliki rasa saling membutuhkan, saling terikat antara satu sama lain dan percaya bahwa kebutuhan para anggota komunitas akan terpenuhi selama para anggota memiliki komitmen untuk terus bersama-sama. Pemberdayaan komunitas merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan diri individu atau kelompok dalam tujuan untuk meningkatkan kedudukan, serta taraf kehidupannya yang lebih maju, juga untuk meningkatkan kuota dari suatu perkumpulan, mendukung pembangunan berkelanjutan, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Pemberdayaan komunitas merupakan salah satu program yang terus diupayakan Pemerintah dalam meningkatkan kualitas masyarakat dalam lingkup negara. Program ini juga diupayakan oleh Pemerintah Indonesia agar merata pada seluruh wilayah nusantara. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan juga kemandirian masyarakat dari keterbelakangan, kesenjangan serta ketidakberdayaan yang berkembang pesat dalam kehidupan.
Banyak hal yang telah dilakukan oleh masyarakat salah satunya adalah dengan mendirikan Sanggar Tari. Terdapat banyak sanggar tari yang ada di Kota Ponorogo, salah satunya adalah sanggar tari Langen Kusumo. Sanggar tari langen kusuma didirikan pada tahun 2014 oleh Dedy Satyaamijaya, S.Sn., M.Sn. lulusan Institut Seni Indonesia Surakarta. Sanggar ini berawal dari padhepokan reog, kemudian seiring berjalannya waktu di ikuti juga dengan perkembangan zaman, mas Dedy dan teman-teman berinisiatif untuk mendirikan sangar tari sebagai wadah bagi para pelaku seni
untuk memberdayakan seni tari di daerah Kertosari, Cokromenggalan, dan Patihan Wetan.

Nama sanggar iku awale ya di ambil dari nama
paguyuban reog tadi, Singo Kusuma, setelah
dirembugkan bersama dengan sesepuh paguyuban
yang masih hidup pada tahun 2013 kan itu, akhire
terciptalah nama Padepokan Sanggar Tari Langen
Kusuma dimana Langen itu artinya keabadian dan
kusuma adalah sebuah bunga yang identik dengan
keindahan, jadi ya arti dari nama Langen Kusuma
keindahan yang abadi.”
Artinya:
Nama sanggar ini awalnya di ambil dari nama
paguyuban Singo Kusuma, setelah direnungkan

dengan beberapa sesepuh yang masih hidup pada tahun
2013 akhirnya terciptalah nama Padhepokan Sanggar
Tari Langen Kusuma dimana kata Langen sendiri
memiliki arti keabadian dan kusuma adalah sebuah
bunga yang identik dengan keindahan, jadi dapat
disimpulkan bahwa makna dari sanggar tari Langen
Kusuma adalah keindahan yang abadi.

             Pola pemberdayaan padepokan di era globalisasi kurang efektif untuk pelestarian seni karena hanya mengandalkan sumbangan dari para masyarakat sekitar. Di dalam sanggar tari Langen Kusuma terdapat program pembelajaran ,kurikulum, dan maintenance peralatan yang semuannya di topang dari hasil pendapatan sanggar. Sehingga, perjalanan dari kesenian bisa dikelola melalui pembiayaan yang dikelola oleh sanggar. Sanggar tari Langen kusuma juga sebagai tempat bagi masyarakat sekitar yang memiliki hobi menari untuk mengekspresikan dan mencurahkan kreativitasnya dalam bidang kesenian. Kisaran usia anak didik dari sanggar tari Langen Kusuma yaitu sekitar 5-14 tahun.

              Sanggar tari Langen Kusuma sendiri memiliki tiga divisi yaitu yang pertama divisi Sanggar tari yang mengelola sanggar tentang bagaimana pendidikannya,kurikulumnya dan pembiayaan sanggar. Kedua, adalah divisi reog yang mengelola paguyupan,terdapat beberapa peralatan kostum reog dan mengelola job desk yang masuk. Dan yang terakhir terdapat divisi Manajemen yang mengelola atau membuat event dan juga melayani penjulan souvenir dan pernak-pernik kesenian reog yang dijual secara online maupun offline. Ketiga divisi tersebut yang menjadi fondasi dari sanggar tari Langen Kusuma.
Modal awal dalam pendirian sanggar Langen Kusuma tidak selalu berbentuk uang, akan tetapi modal sosial merupakan salah satu modal yang paling penting dimana hal ini membangun sinegritas antara pemuda, beberapa sesepuh, dan juga lingkungan. Hal ini menjadi modal utama dalam mendirikan sanggar tari agar dapat melangkah ke depan. Karena keprofesionalitasan anggota dan juga niat para anggota tidak dapat di ukur dengan uang dalam proses pendirian sanggar tari. Seiring berjalannya waktu tidak menutup kemungkinan juga akan membutuhkan modal uang untuk pengembangan sanggar. Strategi yang diterapkan sanggar tari Langen Kusumaadalah membuat kepercayaan kepada masyarakat sekitar atas value dari sanggar tari sehingga bisa dikenal baik oleh masyarakat dan pada akhirnya akan mendatangkan penghasilan bagi sanggar untuk mengelola sanggar. Selain itu, juga sanggar ini bisa mendatangkan beberapa sponsor karena nama baik yang telah dibangun sehingga mudah dalam mendapatkan kepercayaan.
Pada awalnya sanggar tari Langen Kusuma tidak merincikan biaya sanggar karena sistemnya bayar seadanya, apabila tidak memiliki uang tidak membayar pun juga diperbolehkan, jadi para pelatihpun pada saat itu tidak mendapatkan upah. Namun, seiring perkembangan waktu dan juga bertambahnya kebutuhan akhirnya diterapkannya sistem pembiayaan seperti biaya SPP perbulan Rp 30.000,00 untuk 4 kali pertemuan setiap hari minggu dan biaya pendaftaran sebesar Rp 80.000,00 dengan persyaratan masing-masing membawa akte kelahiran,pas foto dan mengisi formulir pendaftaran,untuk seragam sanggar di bandrol kisaran Rp 55.000,00-65.000,00 dan tidak diwajibkan membeli. Untuk pelatih sanggar, dalam sekali mengajar atau satu materi terdapat uang transport sebesar Rp 25.000,00. Ada juga biaya pengadaan ujian atau pagelaran sebesar Rp 300.000,00. Untuk beberapa properti tari sebagian ada yang disediakan dan ada yang membawa sendiri.
Sanggar tari Langen Kusuma juga terdapat event rutinan untuk membesarkan nama danmembangun jejaring antar komunitas maupun antar sponsor, yang di beri nama “Kercopan Art Festival”. Sistem pembelajaran pada sanggar tari Langen Kusuma mirip dengan sekolah karena terdapat ujian tiap semesternya. Selain itu, juga disediakan ijazah sebagai bukti bahwa paraanak didik telah menyelesaikan ujian semester. Apabila anak didik bisa mendapat peringkatdalam satu kelasnya dia juga akan mendapatkan piala dan juga piagam. Selain ujian semester ada juga ujian pagelaran dimana anak didik harus mampumenarikan sebuah tarian di atas panggung lengkap dengan rias dan kostum sebagai uji skills dan uji mental anak didik. Dalam setahun terdapat 2 kali ujian atau event.

                   Tujuan dan juga manfaat dari event tersebut adalah untuk merealisasikan apa yang telah dipelajari oleh anak didik dan juga memberikan pengalaman kepada anak didik untuk show up dan juga untuk menambah jam terbang agar anak didik bisa lebih lues dan menjiwai makna dari suatu tari selain itu juga untuk melatih kepercayaan diri anak didik. Manfaat event untuk penyelenggara adalah untuk memperluas relasi baik dengan pihak wali siswa,pemerintah daerah maupun sponsor. Dengan adanya event tersebut, penyelenggara dapat bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk pengembangan dan pelestarian seni budaya. Untuk pembagian kelas sanggar tari didasarkan pada usia. Materi tari dimulai dari tari kreasi untuk pengenalan ragam gerak apabila sudah mampu dilanjutkan dengan tari mayor yaitu tari reog dan tari jawa timuran serta tari jawa tengah yang klasik untuk anak didik yang telah lulus dari tari mayor.
Pada awalnya, pelatih dari sanggar Langen Kusuma hanya dari kenalan saja dan dengansukarela mau mengajar, pernah juga mengadakan perekrutan satu kali pada tahun 2017,selebihnya pelatih didapat dari jejaring yang menawarkan diri untuk melatih. Ada juga yang awalnya anak didik kini menjadi pelatih di sanggar. Pelatih sebagian besar dulunya adalah murid sanggar yang kemudian dimintai tolong untuk membantu melatih di sanggar. Selama menjalankan sanggar terdapat beberapa kendala seperti berat dalam menjalankan karena bukan bisnis sendiri jadi tidak dapat diatur seenaknya harus mempertimbangkan pendapat-pendapat dari para anggota terkadang juga terdapat ketidaksamaan pendapat sesama anggota. Sulitnya mencari waktu untuk rapat karena masing-masing anggota memiliki kesibukan masing-masing. Untuk solusi dari permasalahan yang adaadalah kebersamaan dan kekeluargaan antar sesama anggota serta kejujuran dan keterbukaan
sehingga tidak ada yang ditutup-tutupi. Hal inilah yang tetap menjaga sanggar agar tetap maju dan berkembang.

                       Planning untuk sanggar kedepannya adalah mengadakan study banding ke Jogja dan untuk 3 tahun an lagi workshop dengan skala yang lebih luas kalau bisa internasional untuk 5 tahun mendatang dengan lagu dance studio membuat karya-karya baru untuk pasar internasional. Dapat memperluas relasi hingga beberapa negara. Kesenian senantiasa tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu semoga kesenian Ponorogo tetap dapat lestari dan berkembang sesuai dengan zamannya.

PENUTUP

Kesimpulan
Sanggar tari Langen Kusuma merupakan sanggar yang bergerak di bidang pemberdayaan budaya, khususnya di bidang seni tari. Sanggar ini mengembangkan atraksi budaya dan ikut berperan dalam pelestarian budaya yang bertujuan untuk memberikan edukasi dan regenerasi budaya dengan cara melibatkan generasi muda dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh Sanggar Langen Kusuma.

Saran
Upaya pelestarian budaya tidak cukup hanya dilakukan oleh kalangan orang tua melalui berbagai pertunjukan. Kita sebagai generasi muda sudah seharusnya ikut aktif berperan dalam upaya pelestarian budaya yang ada di Ponorogo agar tidak terkikis seiring dengan adanya perkembangan zaman. (semester 2 2023)

Disusun oleh XII IPS 1 :

Adinda Putri Nirwasita
Della Fitria Permatasari
Marcelino Aditya Setyo P. M.
Muhammad Nadhif Aryasatya
Tsania Nadhrotul Auliya
Wahyu Alvita Arianastiti

PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL

Perngertian perubahan sosial

A. Pengertian Perubahan Sosial

Pengertian perubahan sosial secara sederhana dapat diartikan sebagai perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Artinya perubahan itu memberikan dampak pada masyarakat. Baik dampak yang positif maupun negatif. Berikut beberapa pengertian perubahan sosial oleh para tokoh:

  1. Mac Iver (1961)

Pengertian Perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial atau sebagai                           perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium).

2. KingSley DaVis (1960)

Pengertian Perubahan sosial adalah proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.             Misalnya, adanya perubahan dalam hubungan antyara buruh dengan majikan.

3. Gillin dan Gillin (1957)

Perubahan sosial dianggap sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, komposisi penduduk, kebudayaan materiil, ideologi, maupun    karena adanya difusi atau penemuan baru dalam masyarakat.

4. Selo Soemardjan (1928)
Perubahan sosial sebagai perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

5. Ritzer
Perubahan sosial mengacu pada variasi hubungan antarindividu, kelompok, organisasi, kultur, dan masyarakat pada waktu tertentu.

Berdasarkan pengertian perubahan sosial dari para tokoh dapat disimpulkan perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada struktur dan fungsi suatu sistem sosial. Perubahan sosial meliputi unsur-unsur nilai-nilai sosial, pola perilaku, organisasi, stratifikasi sosial, kebiasaan, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Pengertian Nilai dan Norma Sosial dalam masyarakat

B. ciri-ciri

  1.  Dinamis. Tidak ada masyarakat yang stagnan, karena setiap manusia mengalami perubahan- perubahan, baik terjadi secara lambat maupun cepat.
  2. Perubahan yang terjadi di masyarakat tidak dapat diisolasikan di bidang kebendaan atau spiritual saja.
  3. Perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan terjadinya disorganisasi yang sifatnya sementara dalam proses penyesuaian diri.
  4. Perubahan yang terjadi pada Lembaga sosial akan diikuti dengan perubahan pada lembaga lainnya.

C. Teori

  1. Teori Evolusi

Teori evolusi berpendapat bahwa perubahan sosial terjadi secara lambat untuk waktu yang lama di dalam sistem masyarakat. Perubahan sosial terjadi karena perubahan pada cara pengorganisasian masyarakat, pola pemikiran, sistem kerja, dan perkembangan sosial. Contohnya peralihan penggunaan bahan bakar minyak menuju bahan bakar gas. Di Indonesia, transisi ini berlangsung amat lama. contoh lainnya adalah perubahan sistem mata pencahatian yang berlangsung secara lama dari berburu meramu ke bercocok tanam hingga sampai pada masa perundagian.
Menurut Soerjono Soekanto terdapat tiga teori utama dalam evolusi:

  1. Teori Evolusi Uniliniear

    Perubahan pada manusia dan masyarakat berkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu. Masyarakat berkembang dari yang sederhana menjadi tahapan yang lebih kompleks. Contohnya masyarakat primitif berubah menjadi masyarakat industri yang modern.

  2. Teori Evolusi Universal

    Perkembangan pada masyarakat tidak perlu melalui tahapan tertentu yang tetap karena menurut teori ini kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi tertentu.  Contohnya, perkembangan masyarakat homogen menuju heterogen. Hal ini dapat dilihat pada suatu kelompok masyarakat yang memiliki dan mengetahui  satu jenis pekerjaan atau profesi yang sama, kemudian seiring perkembangan  jaman menjadi tahu berbagai jenis profesi.

  3. Teori Evolusi Multiliniear

    Perubahan sosial dapat terjadi dalam beberapa cara namun, mengarah ke arah yang sama  yaitu membentuk
    masyrakat yang lebih baik.  Misalnya, perubahan sistem mata pencaharian yang ada di masyarakat, dari sistem berburu menuju sistem pertanian, sehingga memberikan efek ke sistem dan pola  keluarga.

2. Teori Revolusi

Teori revolusi berpendapat bahwa perubahan sosial terjadi secara cepat, misalnya revolusi politik. Contohnya masa reformasi yaitu kondisi sebelum dan sesudah pengunduran diri Soeharto. Setelah Orde Baru tumbang, rakyat tak lagi takut mengkritisi pemerintahnya.

3. Teori Linier

Teori Linier berpendapat perubahan yang terjadi pada masyarakat menuju satu titik yang sama. perubahan ini seperti perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat yang modern. Contohnya, perkembangan bangsa Indonesia dari zaman penjajahan, mempertahankan kemerdekaan, sampai dengan saat ini. selain itu perkembangan teknologi informasi dari mulai menggunakan surat kemudian faxs dan sekarang email bahkan chat.

Pengertian perubahan sosial

 

4. Teori  Siklus

Teori Siklus berpendapat bahwa perubahan sosial seperti roda yang sedang berputar. Maksudnya adalah perputaran zaman menjadi suklus yang teratur. Perubahan sosial tidak akan mampu untuk dicegah, karena perubahan sosial bersifat alami. Hal yang terjadi jika masyarakat tidak mampu merespon dan menyesuaikan diri terhadap perubahan, maka masyarakat tersebut akan mengalami kemunduran, bahkan kehancuran.

Contoh nyata yang bisa dilihat adalah perubahan pada fashion. model baju yang dulu pernah menjadi trand sekarang juga trand lagi. Jaket Jean tahun 90-an telah menjadi trans seperti tergambar pada film Milea dan kini juga menjadi trens.

Pengertian perubahan sosial

D. Bentuk Perubahan Sosial

Bentuk perubahan sosial berdasarkan kecapatannya dibagi dua yaitu:

a. Evolusi

Perubahan yang yang terjadi secara  Lambat (Evolusi).

b. Revolusi

Perubahan yang berlangsung secara cepat (Revolusi). Perubahan agar revolusi dapat terjadi harus memenuhi beberapa syarat,
diantaranya adalah:
1) Harus adanya keinginan untuk mengadakan suatu perubahan.
2) Adanya seorang pemimpin yang dapat memimpin dalam masyarakat.
3) Adanya pemimpin yang dapat menampung keinginan masyarakat agar terjadi
pergerakan menuju perubahan.
4) Seorang pemimpin harus menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat.
5) Adanya momentum untuk memulai suatu gerakan.

Bentuk perubahan sosial berdasarkan unsur dan dampaknya dibagi dua yaitu:

a. Perubahan kecil

Perubahan kecil ialah perubahan yang terjadi tidak membawa pengaruh berari terhadap struktur sosial  atau  kurang berarti bagi masyarakat. Contohnya: Perubahan dalam feshion. Perubahan model pakaian, rambut, sepatu, dan lain-lain yang  tidak berpengaruh signifikan terhadap masyarakat keseluruhan sebab tidak menimbulkan perubahan pada  lembaga kemasyarakatan.

b. Perubahan Besar

Perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang memberi pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Contohnya: Pengelolaan pertanian dengan pemakaian alat pertanian dan mesin (traktor) pada masyarakat agraris. hal ini tentu berdampak besar bagi mata pencaharian pertanian konfensional yang melibatkan banyak tenaga kerja. selain itu peruabahan akibat pandemi covid-19 juga merupakan perubahan besar yang berdampak pada seluruh sektor kemasyarakatan.

Bentuk perubahan sosial berdasarkan momentum kejadiannya dibagi dua yaitu:

a. Perubahan yang Dikehendaki

Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan merupakan perubahan yang momentum kejadiannya (telah direncanakan) terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki suatu perubahan biasanya menyebut para perencana sosial, yaitu para pemangki kepentingan atau pejabat. Contohnya, dengan adanya ledakan jumlah penduduk maka pemerintah yang dalam hal ini dilakukan oleh lembaga BKKBN mengadakan program “keluarga berencana” dengan slogan “dua anak lebih baik atau cukup”.

b. Perybahan yang tidak Dikehendaki

Perubahan sosial budaya yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan, merupakan perubahan-perubahan yang terjadi begitu saja serta berada di luar jangkauan pengawasan masyarakat, serta dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan oleh masyarakat. Contohnya adalah bencana alam yang merupakan kehendak Tuhan.

E. Faktor Penyebab

Faktor internal

Faktor perubahan sosial internal merupakan faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri.

  1. Berkembangnya Ilmu Pengetahuan
  2. Bertambah dan berkurangnya jumlah Penduduk
  3. Pertentangan dan Pemberontakan

Faktor Ekternal

  1. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat asing (K-pop)
  2. Peperangan
  3.  Terjadinya Bencana Alam

E. Faktor Pendorong

  1. Kontak Dengan Kebudayaan Lain
  2. Sikap Saling Menghargai Hasil Karya Orang Lain dan Adanya Keinginan untuk
    Maju
  3. Sistem Pendidikan yang Maju
  4. Toleransi
  5. Sistem Lapisan Masyarakat yang Terbuka
  6. Ketidakpuasan Masyarakat Terhadap Bidang-Bidang Kehidupan Tertentu
  7. Adanya Orientasi ke Masa Depan

F. Faktor Penghambat

  1. Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain
  2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang Terlambat
  3. Sikap Masyarakat Tradisional yang Konservatif

G. Dampak Positif

  1. Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
  2. Terciptanya Tenaga Kerja Profesional
  3. Nilai dan Norma Baru Telah Terbentuk
  4. Terciptanya Lapangan Kerja Baru
  5. Efektivitas dan Efisiensi Kerja Meningkat

H. Dampak Negatif

  1. Terjadinya Disintegrasi Sosial
  2. Terjadinya Pergolakan Daerah
  3. Kenakalan Remaja
  4. Terjadinya Kerusakan Lingkungan
  5. Eksistensi Adat Istiadat Berkurang
  6. Lembaga Sosial Tidak Berfungsi Secara Optimal
  7. Munculnya Paham Duniawi

Untuk Memahami materi ini lebih lanjut silahkan klik Perubahan Sosial

PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL

A. Pengertian Kelompok Sosial

Pengertian Kelompok Sosial pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai perkumpulan dalam kehidupan sehari-hari baik sementara maupun selamanya. Setiap perkumpulan pasti memiliki tujuan yang hedak dicapai. Selain itu pengertian kelompok sosial harus dapat dipahami agar mampu untuk peke terhadap permasalahan kelompok sosial yang ada.

A. Pengertian Kelompok Sosial

  1. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, kelompok sosial sebagai kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.
  2. Soerjono Soekanto, kelompok social adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan antara mereka secara timbale balik dan saling mempengaruhi
  3. Hendropuspito, kelompok social sebagai suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.

Dapat disimpulkan bahwa kelompok sosial adalah sekumpulan manusia yang memiliki persamaan ciri dan memiliki pola interaksi yang terorganisir secara berulang-ulang, serta memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya.

B. Syarat Kelompok Sosial

  1. Setiap anggota kelompok memiliki kesadaran bahwa ia bagian dari kelompok tersebut.
  2. Adanya hubungan timbal balik antaranggota
  3. Adanya faktor pengikat, seperti kesamaan ideologi, kesamaan kepentingan atau kesamaan nasib
  4. Memiliki struktur, kaidah dan pola perilaku
  5. Bersistem dan berproses

C. Ciri-Ciri 

  1. Merupakan kesatuan nyata dan dapat dibedakan dari kelompok atau kesatuan manusia lain
  2. Memiliki stuktur sosial yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu
  3. Memiliki norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya
  4. Memiliki kepentingan bersama
  5. Adanya interaksi dan komunikasi di antara para anggotanya

D. Dasar Pembentukan 

  1. Faktor kepentingan yang sama (Common Interest). Misalnya : kelompok arisan, kelompok seniman, kelompok olahragawan
  2. Faktor darah dan keturunan yang sama (Common Ancestry). Misalnya : kelompok keturunan Arab, kelompok keturunan Cina
  3. Faktor geografis. Misalnya : masyarakat yang tinggal di daerah Pantai membentuk kelompok nelayan
  4. Faktor daerah asal yang sama. Misalnya : KMJB (Keluarga Mahasiswa Jabar), Keluarga Besar Minang

E. Macam-Macam Kelompok Sosial

Klasifikasi menurut cara terbentuknya:

  1. Kelompok semu

Ciri-ciri kelompok semu :

  • Tanpa rencana dan terbentuknya secara sponta
  • Tidak terorganisir dalam suatu wadah tertentu
  • Tidak ada interaksi, tidak ada interrelasi, dan tidak ada komunikasi secara terus-menerus
  • Tidak ada kesadaran berkelompok
  • Kehadirannya tidak konstan

Jenis-jenis kelompok semu  

a. Kerumunan
Bentuk-bentuk kerumunan

  1. Formal audience / khalayak penonton / pendengar resmi: mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan tetapi sifatnya sangat pasif
    Contoh : penonton boiskop, hadirin suatu khotbah
  2. Planned expressive group: kerumunan yang tidak begitu mementingkan pusat perhatian tetepi mempunyai persamaan tujuan serta kepuasan yang dihasilkan. Contoh : orang yang berdansa, berpesta dan berekreasi
  3. Inconvenient causal crowds: kerumunan yang bersifat terlalu sementara yang ingin mempergunakan fasilitas-fasilitas sama. Bisa juga disebut sebagai kelompok kurang menyenangkan dalam artian suasana yang membosankan. Contoh : orang antri karcis, orang yang menunggu bis
  4. Panic causal crowds/kerumunan panik: orang-orang dalam keadaan panik yang sedang berusaha menyelamatkan dari suatu bahaya
  5. Spectator causal crowds/kerumunan penonton : terjadi karena orang-orang ingin melihat suatu peristiwa tertentu, hampir sama dengan khalayak penonton tetapi kerumunan penonton tanpa direncanakan.
  6. Acting lawless crowds/acting mob/kerumunan emosional : mempunyai tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma- norma sosial
  7. Immoral lawless crowds/kerumunan tak bermoral : segala tindakannya berlawanan dengan norma-norma pergaulan hidup

b. Massa

Ciri-ciri massa

  1. Terdiri dari orang-orang dalam segala lapangan dan tingkatan sosial
  2. Anonim dan heterogen
  3. Tidak terdapat interaksi dan interelasi
  4. Tidak mampu bertindak secara teratur
  5. Adanya sikap yang kurang kritis, gampang percaya pada pihak lain, amat sugestible (mudah dipengaruhi)

c. Publik
Ciri-ciri publik (khalayak ramai) 

  1. Kelompok yang tidak teratur
  2. Interaksi secara tidak langsung melalui media massa
  3. Perilaku publik didasarkan pada perilaku individu
  4. Anonim dan terdiri atas berbagai lapisan masyarakat
  5. Mempunyai minat yang sama terhadap suatu masalah
  6. Minat yang sama tersebut belum tentu mempunyai opini atau pendapat yang sama terhadap suatu masalah
  7. Berusaha menguasai masalah tersebut
  8. Adanya kecenderungan mereka berfikir rasional

Penjelasan diatas merupakan Pengertian Kelompok Sosial yang semu. Berdasarkan penjelasan diatas maka kalian dapat membandingkan dengan kelompok nyata.

2. Kelompok nyata

Statistical Group (Kelompok Statistik)

Ciri-ciri kelompok statistik

  1. Tidak direncanakan, tidak disengaja, tidak berarti sangat mendadak / spontan tetapi sudah terbentuk dengan sendirinya
  2. Tidak terhimpun dan tidak terorganisir dalam wadah tertentu
  3. Tidak ada interaksi, tidak ada interrelasi, dan tidak ada komunikasi secara terus-menerus
  4. Tidak ada kesadaran berkelompok
  5. Kehadirannya konstan.

Societal Group (Kelompok Sosietal)

Ciri-ciri kelompok sosietal

  1. Tidak direncanakan, tidak sengaja, terbentuk dengan sendirinya
  2. Kemungkinan terhimpun dalam suatu wadah tertentu
  3. Kemungkinan terjadi interaksi, interrelasi, atau komunikasi
  4. Kemungkinan terjadi kesadaran kelompok
  5. Kehadirannya konstan

Social Group 

Sering disamakan dengan masyarakat dalam arti khusus. Terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama, seperti tempat tinggal, pekerjaan yang sama, kedudukan yang sama, atau kegemaran yang sama. Memiliki anggota yang berinteraksi dan melakukan komunikasi secara terus menerus. Contoh: tetangga dan Bestie

Associational Group (Kelompok Assosiasi)

Ciri-ciri kelompok asosiasi

  1. Direncanakan atau sengaja dibentuk
  2. Terorganisir secara nyata dalam suatu wadah
  3. Ada interaksi dan interrelasi serta komunikasi secara terus-menerus
  4. Adanya kesadaran kelompok yang kuat
  5. Kehadirannya konstan . Contoh: dalam lembaga pendidikan, kesatuang angkatan bersenjata

Kelompok Nyata dari Beberapa Tokoh:

  1. Ferdinand Tonnies: Klasifikasi menurut erat longgarnya ikatan antaranggota.
  2. Gemeinschaft (Paguyuban). Kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal.

Bentuk gemeinschaft:

  1. Gemeinschaft by blood (ikatan darah). Contoh : keluarga , kelompok kekerabatan
  2. Gemeinschaft of place ( tempat). Contoh : Rukun Tetangga, Rukun Warga
  3. Gemeinschaft of mind (dasar ideologi): terdiri dari individu yang memiliki jiwa dan pikiran yang sama karena ideologi yang sama
  4. Gesselscaft (Patembayan) : ikatan lahir yang bersifat pokok untuk waktu yang yang pendek, strukturnya bersifat mekanis dan bersifat sebagai suatu bentuk pikiran belaka

Ciri-ciri gesselshaft :

  • Hubungan terbatas pada urusan tertentu
  • Hubungan antar peran dan status
  • Bersifat publik life

Klasifikasi kelompok sosial menurut pencapaian tujuan:

  1. Kelompok formal : memiliki peraturan tegas dan sengaja dibuat oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antaranggotanya
  2. Kelompok informal : terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan merasa memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama

Bentuk kelompok sosial menurut:

Robert K. Merton:

  1. Membership group merupakan kelompok social yang setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. salah satu cirinya adalah memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA)
  2. Reference group kelompok social yang menjadi acuan bagi seseorang yang bukan anggota kelompok untuk membentuk pribadi dan perilakunya sesuai dengan kelompok acuan.

G Sumner

Sudut pandang individu

  1. In group (kelompok sendiri)kelompok social tempat individu mengidentifikasikan dirinya
  2. Out group (kelompok luar)kelompok yang menjadi lawan in group, menjadi dasar munculnya sikap etnosentris.

Charles H. Cooley dan Ellsworth Farris: Kualitas hubungan antar anggota.

  1. Kelompok primer. Suatu kelompok yang hubungan antar anggota saling mengenal dan bersifat informal
  2. Kelompok sekunder. suatu kelompok yang hubung antaranggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada asas manfaat

Emile Durkheim

  1. Solidaritas mekanik: persamaan perilaku dan sikap. Rasa kebersamaan yang kebanyakan dimiliki oleh masyarkat desa. Contoh: membangun rumah bisa hanya dengan gotong royong. Kesadaran kolektif.
  2. Solidaritas Organik (kOta) Solidaritas yang telah mengenal pembagian kerja. Bersifat kontraktual.

George Simmel: klasifikasi besar kecinya anggota.

  1. Monad: satu oramh. Satuan terkecil kelompok
  2. Dyad: terdiri dua atau tiga orang.
  3. Triad: kelompok kecil yang lain.

 E. Pola Hubungan Kelompok

  1. Akulturasi: Pembauran dua kebudayaan atau lebih dengan tidak menghilangkan budaya asli.
  2. Dominasi: penguasaan dari kelompok atau ras tertentu pada kelompok atau ras yang lain. Menurut Kornblum bentuk dominasi berupa:
  3. Genosida: pembunuhan secara segaja dan sistematis terhadap anggota kelompok tertentu.
  4. Pengusiran
  5. Perbudakan
  6. Segregasi: pengelompokan atas kriteria tertentu.
  7. Asimilasi
  8. Paternalisme: dominasi kelompok atau ras pendatang terhadap kelompok atau ras asli.
  9. Integrasi: persatuan
  10. Pluralisme: pengakuan hak polotik dan perdata yang sama

Untuk memahami materi secara mendalam Klik Kelompok Sosial

Pengertian Nilai dan Norma Sosial dalam masyarakat

Pengertian Nilai dan Norma Sosial

Pengertian Nilai dan Norma Sosial kunci terciptanya keteraturan sosial. Maka dari itu nilai dan norma merupakan unsur terpenting bagi eksistensi suatu kelompok masyarakat. Setiap masyarakat memiliki nilai dan norma yang berbeda sesuai dengan karakteristik yang dimiliki. Untuk lebih memahami pokok bahasan ini maka akan dikupas satu-persatu.

A. Pengertian Nilai dan Norma Sosial: Nilai sosial 

1. Pengertian nilai sosial dari beberapa tokoh,
  1. Soerjono Soekanto: Konsepsi abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk
  2. Kimball Young: Unsur-unsur yang abstrak dan sering tidak disadari tentang benar dan pentingnya sesuatu hal.
  3. Robert M.Z. Lawang: Gambaran mengenai apa yang diinginkan, pantas, berharga, dan memengaruhi perilaku sosial orang-orang yang memiliki nilai tersebut.

Jika dalam soal menjelaskan bahwa nilai tuntunan tentang bagaimana masyarakat harus berpikir, berperasaan dan juga berperilaku. Sehingga bisa disimpulkan bahwa nilai sosial adalah tentang anggapan tentang baik dan buruk mengenai suatu hal.

2. Ciri-ciri nilai sosial
  1. Merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antarwarga masyarakat
  2. Disebarkan di antara warga masyarakat (bukan bawaan individu sejak lahir)
  3. Terbentuk melalui sosialisasi (proses belajar)
  4. Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia.
  5. Dapat memengaruhi perkembangan diri seseorang
  6. Memiliki pengaruh yang berbeda antarwarga masyarakat
  7. Cenderung berkaitan satu sama lain dan membentuk sistem nilai
3. Macam-Macam Nilai Sosial (Prof.Dr. Notonegoro):
  1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur fisik manusia. Nilai material ini berfungsi sebagai penunjang atau pendukung aktifitas manusia.
  2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan dan aktivitas. Nilai vital secara arti adalah nilai yang penting intinya adalah nilai yang berfungsi sebagai kelangsungan aktivitas.
  3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi batin (rohani) manusia.

Pengertian Nilai dan Norma Sosial

4. Nilai Sosial Berdasarkan Cirinya
  1. Nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih penting dibandingkan nilai lainnya.

          Contoh: Bagi remaja smartphone lebih penting daripada buku catatan. Dalam kasus ini maka smartphone                 merupakan nilai dominan bagi remaja.

  1. Nilai yang mendarah daging (internalized value) adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir atau pertimbangan lagi, melainkan secara tidak sadar.

          Contoh: Rumi menjalankan shalat tepat waktu. Rumi tetap menjalankan shalat tepat waktu walau tidak ada               yang mengabsen dan tidak ada yang menghukumnya ketika ia melewatkannya. Berarti shalat merupakan nilai             yang mendarah daging karena menurut Rumi merupakan nilai yang telah menjadi kebutuhannya demi                         ketenangan jiwanya dan keyakinannya.

B. Norma Sosial

  1. Pengertian norma sosial

        Patokana atau pedoman  perilaku manusia dalam kehidupan di masyarakat. Bisa dikatakan bahwa norma             merupakan aturan atau hukum yang berlaku dalam masyarakat.

        2. Ciri-Ciri Norma Sosial
  • Umumnya tidak tertulis
  • Hasil kesepakatan bersaa
  • Ditaati bersama
  • Pelanggaran norma mendapatkan sanksi
  • Mengalami perubahan
       3. Norma sosial berdasarkan sifatnya
  1. Norma formal bersumber dari lembaga masyarakat (institusi) yang formal atau resmi. Norma ini biasanya tertulis. Contoh: Tata tertib di sekolah
  2. Norma nonformal biasanya tidak tertulis dan jumlahnya lebih banyak dari norma formal. Contoh: adat istiadat.
4. Bentuk Norma Sosial
  1. Norma Agama: berisi tentang peraturan sosial yang sifatnya mutlak dan tidak dapat ditawar karena berasal dari Tuhan. Contoh: Puasa saat bulan Ramadhan.
  2. Norma kesusialaan: peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang menghasilakan akhlak. Contoh: pelacuran, perzinaan, korupsi
  3. Norma kesopanan: peraturan sosial yang mengarah pada hal-hal yang berkenaan dengan cara seorang harus bertingkahlaku wajar dalam kehidupan masyarakat. Contoh: tidak meludah disembarang tempat, member dan menerima makanan dengan tangan kanan.
  4. Norma kebiasaan: peraturan yang berisi tentang perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan. Contoh: membawa oleh-oleh saat bepergian
  5. Norma Hukum: peraturan yang dibuat oleh lembaga tertentu. Contoh: kewajiban membayar pajak.
5. Tingkatan Norma berdasarkan Daya Ikatnya
  1. Cara (usage) adalah norma yang paling lemah daya pengikatnya karena orang yang melanggar hanya mendapat sanksi dari masyarakat berupa cemoohan atau ejekan saja. Contoh: makan tidak mengeluarkan suara
  2. Kebiasaan (folkways) adalah suatu aturan dengan kekuatan mengikat yang lebih kuat daripada usage karena kebiasaan merupakan perbuatan yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi bukti bahwa orang yang melakukannya menyukai dan menyadari perbuatannya Contoh: biasannya laki-laki berambut pendek dan perempuan berambut panjang
  3. Tata Kelakuan (mores) adalah aturan yang sudah diterima masyarakat dan dijadikan alat pengawas atau kontrol, secara sadar atau tidak sadar oleh masyarakat. Contoh: melarang membunuh dan melarang menikahi kerabat.
  4. Adat istiadat (custom) Adat istiadat adalah norma yang telah menjadi hukum adat Contoh: tujuh bulanan orang yang sedang hamil usia tujuh bulan.
  5. Hukum (law) aturan yang telah disahkan. Bisa berupa hukum pidana dan perdata. Contoh: hukum pidana dan perdata

Urutan diatas adalah norma dari daya pengikat yang paling lemah menuju kepaling kuat. Dalam soal terkadang ditanyakan tentang urutan ini. Terkadang urutannya dibalik dari yang kuat ke yang lemah.

Demikian Pengertian Nilai dan Norma Sosial silahkan kroscek kedalam nilai dan norma sosial yang berlaku dilingkungan kalian.

PENGERTIAN HUBUNGAN SOSIAL

PENGERTIAN HUBUNGAN SOSIAL

A. Pengertian Hubungan Sosial

Pengertian hubungan sosial bisa kita mulai dengan melihat kedalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya laboratorium terbaik sosiologi adalah kehidupan nyata masyarakat.

Pengertian hubungan sosial

Pengertian hubungan Sosial dari beberapa tokoh:

  1. Homans
    Suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individulain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh yang menjadi pasangannya.
  2.  Soerjono Soekanto
    Proses sosial mengenai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan hubungan sosial.
  3. Gilin
    Hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar individu dan kelompok atau antar kelompok.
  4. Broom dan Selznic
    Proses bertindak yang dilandasi oleh kesadaran adanya orang lain dan proses menyesuaikan respon (tindak balasan) sesuai dengan tindakan orang lain
  5. Macionis
    Proses bertindak dan membalas tindakan yang dilakukan seseorang dalam hubungan dengan orang lain.
  6. Kimball Young dan Raymond W. Mack
    Hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antarindividu, antara individu dengan kelompok maupun antara kelompok dengan kelompok lainnya.

berdasarkan bebrapa pengertian hubungan sosial diatas maka selanjutnya perlu diketahui tentang ciri-ciri serta bentuk hubungan sosial.

B. Ciri-Ciri Hubungan Sosial

    1. Adanya Komunikasi
    2. Pelaku lebih dari 2 orang
    3. Ada Dimensi waktu
    4. Tujuan yang ingin dicapai

C. Syarat Hubungan Sosial

Setelah pengertian hubungan sosial beserta ciri telah dipahami maka selanjurnya ponit penting terjadinya Hubungan sosial adalah terpenuhinya syarat hubungan sosial. Menurut Soerjono Soekanto, Interaksi sosial dapat terjadi melalui dua syarat yaitu,

  1.  Kontak Sosial

Kontak sosial secara etimologi berasal dari bahasa Latin cum atau con yang berarti bersama sama dan tangere berarti menyentuh. Sehingga kontak dapat diartikan sebagai bersama sama saling menyentuhSentuhan yang dimaksud tidak harus berupa sentuhan fisik melaikan saling memberi stimuli dan respon. seperti, membaca surat, email, bertanding, bertengkar, berbicara berhadapan, berbicara melalui alat bantu seperti telepon dan lainnya, berpidato di depan banyak orang dan banyak lagi. Sehingga, pengertian kontak sosial adalah aksi individu atau kelompok dalam bentuk isyarat yang memiliki arti atau makna bagi si pelaku dan si penerima membalas aksi tersebut dengan reaksi.

Macam Macam Kontak Sosial

  • Primer: kontak dilakukan secara langsung
  • Langsung: bertatap muka secara langsung (Face to Face). Contohnya, bertemu langsung
  • Tidak langsung: bertatap muka secara langsung namun ada perantara. Bentuk kedua ini terjadi Karena kemajuan teknologi. Contohnya, Face to face melalui media seperti LINE, Skype, Vcall dll
  • Sekunder: kontak dilakukan melalui perantara (tidak face to face)
  • langsung: tepon suara
  • Tidak Langsung: chat, surat dll. Ada penundaan penyampaian pesan.

      2. Komunikasi

Komunikasi berasal bahasa Latin Communicare yang merupakan proses penyampaian dan peneriamaan pesan dalam komunikasi harus terpenuhi beberapa syaratnya yaitu,

  1. Komunikator/Pengirim (sender)pengertian hubungan sosial
  2. Komunikan / pengirim (receiver)
  3. Pesan (Message)
  4. Umpan balik/respon (feedback)

D. Faktor Pendorong Hubungan Sosial

  1. Imitasi

Suatu proses belajar dengan cara meniru atau mengikuti perilaku orang lain. Contohnya meniru gaya bicara, meniru gaya pakaian, gaya rambut dll. Yang ditiru hanya sebagian.

  1. Identifikas

kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Bahkan sampai operasi plasstik untuk menjadi sama dengan idola mereka.

  1. Simpati

Perasaan tertarik dengan orang lain untuk mengerti dan memahami perasaan orang lain.

  1. Empati

Perasaan yang lebih dalam dari simpati  sehingga seolah-olah merasakan apa yang orang lain rasakan.

  1. Motivasi

Pemberian pengaruh namun yang diberi pengaruh tetap mengedepankan sikap kritis,rasional dan tanggung jawab.

  1. Sugesti

cara pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang.

E. Bentuk Hubungan Sosial

  1. Asosiatif

Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif mengarah pada integrasi (persatuan) sehingga bersifat positif. Berikut ini merupakan bentuk-bentuk dari interaksi sosial Asosiatif,

 

 

 

  1. Cooperation (Kerja Sama)
    1. Kooptasi : Kerjasama terjadi ketika terjadi perubahan pemimpin
    2. Joint venture: Kerjasama dalam proyek pembangunan tertentu atau kerja sama antar Negara.
    3. Bargaining ”tawar menawar”: Kerjasama dalam bidang perdagangan
    4. Koalisi: Kerjasama antar dua kelompok organisasi. Biasanya terjadi pada kerjasama antar partai politik.
  2. Accomodation (usaha mengatasi permasalahan)
    1. Koersi : Penyelesaian dengan menggunakan paksaan atau kekerasan.
    2. Kompromi: Mengurangi tuntutan
    3. Arbitrase: Melalui pihak ketiga yang bersifat mengikat dan memutuskan.
    4. Mediasi: Untuk mengingat dan membedakan dengan Arbitrase maka ingat bahwa mediasi berarti median (penengah) sehingga mediasi berarti penyelesaian masalah melalui pihak ketiga yang berperan sebagai penengah atau penesehat sebagai bahan pertimbangan.
    5. Konsiliasi: Dengan musyawarah atau dialog.
    6. Toleransi: Saling menghargai untuk menghindari perselisihan
    7. Stalemate: Seimbang, jadi penyelesaian masalah atau konflik ini berakhir karena kekeuatan pihak yang bertikai Seimbangan.
    8. Adjudikasi: Melalui pengadilan atau lembaga hukum.
    9. Segregasi: Memisahkan diri dan saling menghindar.
    10. Eliminasi: Salah satu mengundurkan diri.
    11. Gencatan senjata: Penangguhan permusuhan atau peperangan dalam waktu tertentu.
  3. Aculturation: Percampuran dua kebudayaan sehingga menghasilkan budaya baru namun tidak menghilangkan budaya lama atau asli. Contoh: Kebudayaan Hindu di Indonesia bertemu dengan kebudayaan Islam sehingga menghasilkan kebudayaan Islam yang bercorak Hindu.
  4. Asimilation: Percampuran dua kebudayaan sehingga menghasilkan budaya baru namun budaya lama atau aslinya hilang.
2. Disosiatif

Bentuk Interaksi Sosial disosiatif mengarah pada disintegrasi (perpecahan)sehingga bersifat negatif. Berikut ini merupakan bentuk-bentuk dari interaksi sosial disosiatif.

 

 

 

  1. Competition (persaingan): berlomba untuk mencapai kemenangan
  2. Contravention (kontravensi): sikap menantang secara tersembunyi
  • Kontravensi umum: penolakan, keengganan, protes, dan mengancam
  • Kontravensi sederhana: penyangkalan
  • Kontravensi intensif: penghasutan dan penyebaran desas-desus
  • Kontravensi rahasia: pengianatan
  • Kontravensi taktis: provokasi dan intimidasi

    3. Conflict: Secara arti saling memukul (configere). Menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkannya.

Demikian rangkaian pengertian hubungan sosial maka selanjutnya silahkan bercermin pada lingkungan sekitar kalian untuk menguci teori yang telah kalian baca.

Sejarah Perkembangan Sosiologi

Sejarah perkembangan Sosiologi dapat dikelompokkan kedalam empat bagian. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat. Namun sebelum sampai pada titik dimana perkembagan masyarakat dapat dijelaskan secara ilmiah maka berikut ini runtutan perkembangan sosiologi.

  1. Sejarah Perkembangan Sosiologi awal

Pada perkembangan awal ini dimulai dari para pemkir Yunani Kuno seperti Sokrates Plato dan Aristoteles yang beranggapan bahwa masyarakat terbentuk begitu saja. Perkembangan dan kemunduran masyarakat terjadi tanpa ada yang mampu mencegahnya.

Pandangan ini berlanjut pada abat pertengahan yang dipeopori oleh Ibnu Sina. Masyarakat dipandang sebagai bagian dari kehendak Ilahi. Perubahan hanya dipandang sebagai bentuk dari takdir. Seiring perkembangan jaman penjelasan seperti ini belum mampu memuaskan pertanyaan-pertanyaan ktitis tentang perubahan dalam masyarakat.

  1. Sejarah Perkembangan Sosiologi Abad pencerahan

Abad pencerahan ini merupakan rintissan kelahiran sosiologi. Pada abad XVII telah banyak ditemukan berbagai ilmu pengetahuan. Hal ini berdammpak pada pandangan mengenai perubahan dalam masyarakat yang harus dapat dijelaskan secara ilmiah. Artinya penjelasan harus bersifat rasional. Sejumlah pemikir seperti Francis Bacon dari Inggris, Rene Descartes dari Prancis dan Wilhel Leibnitz dari Jerman menekankan pada penjelasan tentang perubahan masyarakat harus bersifat ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah.

  1. Sejarah Perkembangan Sosiologi Abad revolusi

Perubahan abat pencerahan mampu membawa perubahan revolusioner sepanjang abat XVIII Masehi. Perubahan revolusioner ini karena perubahan pada tatanan sosial lama berganti menjadi tatanan sosial yang baru. Pada masa ini juga terjadi Revolusi sosial seperti Revolusi Amerika, Revolusi Industri, dan revolusi Prancis yang sangat berpengaruh terhadap dunia.

Revolusi tersebut menyebabkan berbagai perubahan dan gejolak dalam masyarakat. Gejolak itu  seperti, peperangan, pemberontakan dan kerusuhan yang berdampak pada kemiskinan dan kekacauan. Berdasarkan hal ini maka para ilmuan berusaha mencari cara menganalisis perubahan secara rasional dan ilmiah sehingga dapat diketahui sebab dan akibatnya. Pada dasarnya tujuannya adalah dapat mengatisipasi dan menghindari bencana yang ditimbulkan akibat perubahan.

  1. Kelahiran Sosiologi

Perubahan dalam masyarakat yang harus dijelaskan dengan menggunakan metode ilmiah tidaklah cukup memuaskan. Para ilmuan menyadari perlunya secara khusus mempelajari perubahan sosial. Kesadaran inilah yang melahirkan ilmu baru yaitu sosiologi.

Secara umum kelahiran sosiologi menurut L. Laeyendecker didasarkan pada perubahan yang dialami oleh Eropa Barat pada abad pertengahan. Perubahan itu diidentifikasikan sebagai berikut: (1) tumbuhnya kapitalisme pada abad ke-15, (2) perubahan sosial dan politik, (3) revormasi Martin Luther, (4) meningkatnya individualism, (5) lahirnya ilmu pengetahuan modern, (6) revolusi industri dan Prancis. Perubahan itu merupakan “ancaman terhadap tatanan sosial” (threats to the taken for granted world).

Baca Juga: Pengertian Sosiologi

Tokoh Perintis Sosiologi

A. Auguste Comte (1798-1857)

Auguste Comte diakui sebagai “Bapak” sosiologi yang merupakan ahli filsafat Prancis. Comte dijuluki sebagai bapak sosiologi karena jasanya dalam memberi nama Sosiologi. Sosiologi  dari ciptaan Comte merupakan gabungan  dari  bahasa  Latin  socius yang  artinya  kawan  dan  logos yang artinya ilmu pengetahuan. Nama awal yang diciptakan Comte adalah Social Physics namun dengan berbagai pertimbangan yang ternyata nama tersebut sama dengan istilah yang dibuat oleh Saint Simon.

Sejarah Perkembangan awal yang memicu perkembangan sosologi lebih lanjut tertuang dalam buku karya Comte “Course de Philosophie Positive”. Buku ini membahas tentang hukum tiga tahap perkembangan manusia secara pola pokirnya. Yaitu,

  1. Teologis: pada tahap ini manusia berfikir bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini mengacu pada suatu hal yang bersifatContoh: Bencana banjir dalam tahap ini dimaknai sebagai sebuah peristiwa takdir yang memang harus terjadi dengan sendirinya akibat takdir.
  2. Metafisik: (just easy to remember that M: median) jadi tahapan ini adalah tengah-tengah atau transisi antara Teologis dan tahap selanjutya. Pada tahap ini manusia mulai meragukan apakah semua kejadian atas dasar kodrati namun penjelasan lebih lanjut belum mammpu ditemuakan. Berdasarkan contoh tahap pertama maka manusia tidak lagi percaya sepenuhnya bahwa banjir itu disebabkan oleh takdir.
  3. Positif: pada tahap ini manusia mengaitkan semua gejala alam maupun sosial secara ilmiah. Berdasarkan contoh banjir, pada tahap ini manusia telah mempu menjelaskan factor penyebab banjir seccara ilmiah, yaitu penebangan hutan secara liar, membuang sampah sembarangan dan lain-lain.

Point penting dari hokum tiga tahap ini bahwa Comte menekankan pada metode positif dalam mengkaji perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Yaitu metode yang menekankan pada fakta serta kecermatan dan ketelitian dalam memahaminya.

B. Karl Mark (1818-1883)

Karl Mark berasal dari Jerman yang menganggap dirinya sebagai seorang ahli filsafat. Sumbangan penting Karl Mar dalam perkembangan sosiologi adalah teorinya tentang kelas sosial. Menurut Mark sejarah perkembangan manusia merupakan sejarah perjuangan kelas. Pembagian kerja dalam system kapitalisme menumbuhkan dua kelas yaitu kelas borjuis (bourgeoisie yang berarti majikan) yang menguasai alat produksi dan menguasai kaum yang tidak memiliki alat produksi. Kaum itu adalah kelas proletar (buruh).

Menurut Mark suatu saat kaum proletar akan menyadari keberadaannya yeng senantiasa di ekploitasi oleh kaum borjuis sehingga akan memberontak. Pemberontakan ini dinamakan perjuangan kelas untuk mengalahkan kaum borjuis. Mark meramalkan bahwa kaum proletar akan mendirikan  masyarakat tanpa kelas. Perjuangan kelas sekarang  ini dapat dilihat adanya demontrasi yang dilakukan buruh menuntut kenaikan upah dan protes terhadap berbagai kebijakan yang dibuat olah kaum borjuis.

C. Emile Durkheim (1858-1917)

Emile Durkheim merupakan ilmuan yang berjasa dalam mengembangkan Sosiologi secara lebih spesifik. Dalam buku Rule of Sociological method, menurut Durkheim yang harus dipelajari oleh sosiologi adalah fakta sosial. Fakta sosial disini merupakan cara bertindak, berfikir dan berperasaan yang mengendalaikan individu tersebut. Manusia hidup dalam masyarakat ini telah dikendalikan oleh fakta sosial. Misalnya hukum, moral, kepercayaan, adat istiadat, tata cara berpakaian dan apabila individu dalam masyarakat melanggarnya maka akan mendapatkan sanksi.

D. Max Weber (1864-1920)

Sumbangan Weber dalam perkembangan sosiologi menekankan pada kajian sosiologi yaitu tindakan sosial. Bahwa masyarakat hidup bersama dengan melakukan tindakan sosial yang saling mempengaruhi.

Sejarah Perkembangan Sosiologi

Tindakan sosial menurut Max Weber dibagi menjadi 4 jenis:

  1. Tindakan Rasional Instrumental

Tindakan jenis ini didasari pada akal atau pertimbangan rasional, sehingga tujuan dan cara yang dilakukan jelas. Contohnya seseorang belanja di market place untuk efisiensi waktu dan uang.

  1. Tindakan Berorientasi Nilai

Tindakan sosial ini didasarkan atas  nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Seperti etika kesopanan, estetika, dan agama. Contohnya, seorang anak perempuan berpakaian santun dan tertutup ketika menghadiri acara karang taruna. (tindakan ini didasari oleh oleh nilai agama dan kesopanan).

3. Tindakan Afektif

Tindakan sosial atas dasar perasaan emosi. Contohnya, seorang siswa yang menangis karenapatah hati.

4. Tindakan Tradisional

Tindakan sosial yang didasarkan atas kebiasaan. Contoh: acara Tedak sinten acara tradisional ketika seorang anak balita mencapai usia tujuh bulan. Sejarah Perkembangan Sosiologi

PENGERTIAN SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU

A. Pengertian Sosiologi dari Beberapa Tokoh

Pengertian sosiologi Sebagai Ilmu merupakan pokok bahasan penting yang harus dipahami dengan baik untuk dapat memeahi sosiologi secara keseluruhan. Saat mendengar tentang pengertian sosiologi dari beberapa tokoh, tentu saja yang tergambar adalah penjelasan panjang dan sangat sulit dihafalkan. Sosiologi hadir bukan untuk dihafal namun untuk dipahami.

Pengertian Sosiologi  secara kata berasal  dari  bahasa  Latin  socius yang  artinya  kawan  dan  logos yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi, sosiologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antar teman. Namun teman yang dimaksud disini adalah masyarakat beserta seluruh produknya yang dihasilkan dari interaksi sosial. Nah berikut ini adalah pengertian sosiologi dari beberapa tokoh.

Pengertian Sosiologi

Pengertian Sosiologi menurut para ahli sosiolog:

  1. Auguste Comte

Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama denan sesamanya. Atau secara simple adalah ilmu yang mempelajari masyarakat

  1. Emile Durkheim

Sosiologi adalah merupakan ilmu yang mempelajari tentang fakta sosial.

  1. Max Weber

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tindakan sosial

  1. Goerge Simmel

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan soaial atau interaksi sesama manusia.

  1. Herbert Spencer

Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang susunan dan proses di kehidupan sosial sebagai suatu sistem atau keseluruhan.

  1. Pitirim Sorokin

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari:

a. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral)

b. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial. Contohnya hubungan antara keadaan geografis dan biologis.

      7. Paul B. Horton

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari  kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.

  1. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi

Sosiologi adalah ilmu  yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.

  1. Soejono Soekanto

Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.

  1. William Kornblum

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.

B. Pengertian Sosiologi: Ciri dan Hakikat Sosiologi

  1. Empiris, artinya pengetahuan dalam sosiologi didasarkan pada observasi terhadap kenyataan / faktaPENGERTIAN SOSIOLOGI dan akal sehat serta hasilnya tidak spekulatif atau menduga- duga
  2. Teoritis, artinya pengetahuan yang selalu berusaha menyusun abtraksi tentang sebab akibat fakta sehingga menjadi teori.
  3. Kumulatif, artinya teori dalam sosiologi disusun atas dasar teori yang sudah ada atau memperbaiki, memperluas, menguji, serta memperkuat teori yang lain.
  4. Nonetis, artinya pembahahasan dalam sosiologi tidak mempermasalahkan baik dan buruknya fakta. 
       Hakikat Sosiologi
  1. Sosiologi adalah ilmu sosial yang mepelajari hubungan gelaja-gejala kemasyarakatan.
  2. Sosiologi digolongkan kedalam ilmu pengetahuan murni (pure science)
  3. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abtrak karena fokusnya pada bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat.
  4. Sosiologi adalah ilmu yang umum.

C. Pengertian Sosiologi: Objek Studi Sosiologi

  1. Fakta sosial (Emile Durkheim): cara berfikir, bertindak, dan berperasaan yang berada diluar individu yang bersifat memaksa.
  2. Tindakan sosial (Max Weber): tindakan manusia yang mempertimbangkan keberadaan orang lain.
  3. Imajinasi sosial (C. Wright Mills): memahami apa yang terjadi di masyarakat
  4. Realitas sosial (Peter L. Berger): pengungkapan realitas sosial yang terjadi di masyarakat.
  5. Hubungan antar manusia (Joseph S. Roucek dan Roland R.Warren): hubungan antar manusia dan kelompok.

Baca juga: Sejarah Perkembangan Sosiologi

D. Perspektif Sosiologi

Perspektif atau paradigma adalah cara pandang atau memahami gejala tertentu mmenurut keyakinan kita.

  1. Evolusionis

Memusatkan perhatian pada perubahan dan perkembangan dalam masyarakat.

  1. Interaksionis

Dari kata perspektif ini maka interaksionis menekankan pada interaksi antar individu, kelompok dengan menggunakan symbol berupa lisan atau tulisan

  1. Fungsionalis

Masyarakat dipandang sebagai sebuah jaringan yang saling bekerja sama secara terrganisasi. Intinya semua bagian dalam masyarakat memiliki fungsi dan saling ketergantungan antar bagian tersebut.

  1. Konflik

Masyarakat dipandang selalu mengalamami konflik. Konflik itu terjadi anatar kelas dalam masyarakat.

E. Fungsi Sosiologi

Sebelum berbicara tentang fungsi maka terlebih dahulu harus dipahami bahwa sosiologi tidak member solusi dari sebuah permasalahan namun hanya sekedar member data sebagai pertimbangan penyelesaian masalah. Berikut ini merupakan fungsi sosiologi dalam kehidupan bermasyarakat,

  1. Fungsi Sosiologi dalam Perencanaan Sosial

Dalam perencanaan sosiologi meracang perencanaan masa depan masyarakat dengan mempertimbangkan segala kondisi yang factual serta perkembangan masyarakat.

  1. Fungsi Sosiologi dalam Penelitian Sosial

Penelitian sosial disini focus pada pemberian data tentang masyarakat yang pada akhirnya dapat digunakan dalam pertimbangan pengambilan keputusann dalam memnyelesaikan masalah.

  1. Fungsi Sosiologi dalam Pengambilan Kebijakan

Sebelum kebijakan dibuat maka perlu adanya peneliatian dalam rangka mengkaji kebijakan yang akan diterapkan apakah sesuai dengan kebutuhan masyarkat atau tidak.