Pengertian Nilai dan Norma Sosial dalam masyarakat

Pengertian Nilai dan Norma Sosial

Pengertian Nilai dan Norma Sosial kunci terciptanya keteraturan sosial. Maka dari itu nilai dan norma merupakan unsur terpenting bagi eksistensi suatu kelompok masyarakat. Setiap masyarakat memiliki nilai dan norma yang berbeda sesuai dengan karakteristik yang dimiliki. Untuk lebih memahami pokok bahasan ini maka akan dikupas satu-persatu.

A. Pengertian Nilai dan Norma Sosial: Nilai sosial 

1. Pengertian nilai sosial dari beberapa tokoh,
  1. Soerjono Soekanto: Konsepsi abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk
  2. Kimball Young: Unsur-unsur yang abstrak dan sering tidak disadari tentang benar dan pentingnya sesuatu hal.
  3. Robert M.Z. Lawang: Gambaran mengenai apa yang diinginkan, pantas, berharga, dan memengaruhi perilaku sosial orang-orang yang memiliki nilai tersebut.

Jika dalam soal menjelaskan bahwa nilai tuntunan tentang bagaimana masyarakat harus berpikir, berperasaan dan juga berperilaku. Sehingga bisa disimpulkan bahwa nilai sosial adalah tentang anggapan tentang baik dan buruk mengenai suatu hal.

2. Ciri-ciri nilai sosial
  1. Merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antarwarga masyarakat
  2. Disebarkan di antara warga masyarakat (bukan bawaan individu sejak lahir)
  3. Terbentuk melalui sosialisasi (proses belajar)
  4. Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia.
  5. Dapat memengaruhi perkembangan diri seseorang
  6. Memiliki pengaruh yang berbeda antarwarga masyarakat
  7. Cenderung berkaitan satu sama lain dan membentuk sistem nilai
3. Macam-Macam Nilai Sosial (Prof.Dr. Notonegoro):
  1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur fisik manusia. Nilai material ini berfungsi sebagai penunjang atau pendukung aktifitas manusia.
  2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan dan aktivitas. Nilai vital secara arti adalah nilai yang penting intinya adalah nilai yang berfungsi sebagai kelangsungan aktivitas.
  3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi batin (rohani) manusia.

Pengertian Nilai dan Norma Sosial

4. Nilai Sosial Berdasarkan Cirinya
  1. Nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih penting dibandingkan nilai lainnya.

          Contoh: Bagi remaja smartphone lebih penting daripada buku catatan. Dalam kasus ini maka smartphone                 merupakan nilai dominan bagi remaja.

  1. Nilai yang mendarah daging (internalized value) adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir atau pertimbangan lagi, melainkan secara tidak sadar.

          Contoh: Rumi menjalankan shalat tepat waktu. Rumi tetap menjalankan shalat tepat waktu walau tidak ada               yang mengabsen dan tidak ada yang menghukumnya ketika ia melewatkannya. Berarti shalat merupakan nilai             yang mendarah daging karena menurut Rumi merupakan nilai yang telah menjadi kebutuhannya demi                         ketenangan jiwanya dan keyakinannya.

B. Norma Sosial

  1. Pengertian norma sosial

        Patokana atau pedoman  perilaku manusia dalam kehidupan di masyarakat. Bisa dikatakan bahwa norma             merupakan aturan atau hukum yang berlaku dalam masyarakat.

        2. Ciri-Ciri Norma Sosial
  • Umumnya tidak tertulis
  • Hasil kesepakatan bersaa
  • Ditaati bersama
  • Pelanggaran norma mendapatkan sanksi
  • Mengalami perubahan
       3. Norma sosial berdasarkan sifatnya
  1. Norma formal bersumber dari lembaga masyarakat (institusi) yang formal atau resmi. Norma ini biasanya tertulis. Contoh: Tata tertib di sekolah
  2. Norma nonformal biasanya tidak tertulis dan jumlahnya lebih banyak dari norma formal. Contoh: adat istiadat.
4. Bentuk Norma Sosial
  1. Norma Agama: berisi tentang peraturan sosial yang sifatnya mutlak dan tidak dapat ditawar karena berasal dari Tuhan. Contoh: Puasa saat bulan Ramadhan.
  2. Norma kesusialaan: peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang menghasilakan akhlak. Contoh: pelacuran, perzinaan, korupsi
  3. Norma kesopanan: peraturan sosial yang mengarah pada hal-hal yang berkenaan dengan cara seorang harus bertingkahlaku wajar dalam kehidupan masyarakat. Contoh: tidak meludah disembarang tempat, member dan menerima makanan dengan tangan kanan.
  4. Norma kebiasaan: peraturan yang berisi tentang perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan. Contoh: membawa oleh-oleh saat bepergian
  5. Norma Hukum: peraturan yang dibuat oleh lembaga tertentu. Contoh: kewajiban membayar pajak.
5. Tingkatan Norma berdasarkan Daya Ikatnya
  1. Cara (usage) adalah norma yang paling lemah daya pengikatnya karena orang yang melanggar hanya mendapat sanksi dari masyarakat berupa cemoohan atau ejekan saja. Contoh: makan tidak mengeluarkan suara
  2. Kebiasaan (folkways) adalah suatu aturan dengan kekuatan mengikat yang lebih kuat daripada usage karena kebiasaan merupakan perbuatan yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi bukti bahwa orang yang melakukannya menyukai dan menyadari perbuatannya Contoh: biasannya laki-laki berambut pendek dan perempuan berambut panjang
  3. Tata Kelakuan (mores) adalah aturan yang sudah diterima masyarakat dan dijadikan alat pengawas atau kontrol, secara sadar atau tidak sadar oleh masyarakat. Contoh: melarang membunuh dan melarang menikahi kerabat.
  4. Adat istiadat (custom) Adat istiadat adalah norma yang telah menjadi hukum adat Contoh: tujuh bulanan orang yang sedang hamil usia tujuh bulan.
  5. Hukum (law) aturan yang telah disahkan. Bisa berupa hukum pidana dan perdata. Contoh: hukum pidana dan perdata

Urutan diatas adalah norma dari daya pengikat yang paling lemah menuju kepaling kuat. Dalam soal terkadang ditanyakan tentang urutan ini. Terkadang urutannya dibalik dari yang kuat ke yang lemah.

Demikian Pengertian Nilai dan Norma Sosial silahkan kroscek kedalam nilai dan norma sosial yang berlaku dilingkungan kalian.

PENGERTIAN HUBUNGAN SOSIAL

PENGERTIAN HUBUNGAN SOSIAL

A. Pengertian Hubungan Sosial

Pengertian hubungan sosial bisa kita mulai dengan melihat kedalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya laboratorium terbaik sosiologi adalah kehidupan nyata masyarakat.

Pengertian hubungan sosial

Pengertian hubungan Sosial dari beberapa tokoh:

  1. Homans
    Suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individulain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh yang menjadi pasangannya.
  2.  Soerjono Soekanto
    Proses sosial mengenai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan hubungan sosial.
  3. Gilin
    Hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar individu dan kelompok atau antar kelompok.
  4. Broom dan Selznic
    Proses bertindak yang dilandasi oleh kesadaran adanya orang lain dan proses menyesuaikan respon (tindak balasan) sesuai dengan tindakan orang lain
  5. Macionis
    Proses bertindak dan membalas tindakan yang dilakukan seseorang dalam hubungan dengan orang lain.
  6. Kimball Young dan Raymond W. Mack
    Hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antarindividu, antara individu dengan kelompok maupun antara kelompok dengan kelompok lainnya.

berdasarkan bebrapa pengertian hubungan sosial diatas maka selanjutnya perlu diketahui tentang ciri-ciri serta bentuk hubungan sosial.

B. Ciri-Ciri Hubungan Sosial

    1. Adanya Komunikasi
    2. Pelaku lebih dari 2 orang
    3. Ada Dimensi waktu
    4. Tujuan yang ingin dicapai

C. Syarat Hubungan Sosial

Setelah pengertian hubungan sosial beserta ciri telah dipahami maka selanjurnya ponit penting terjadinya Hubungan sosial adalah terpenuhinya syarat hubungan sosial. Menurut Soerjono Soekanto, Interaksi sosial dapat terjadi melalui dua syarat yaitu,

  1.  Kontak Sosial

Kontak sosial secara etimologi berasal dari bahasa Latin cum atau con yang berarti bersama sama dan tangere berarti menyentuh. Sehingga kontak dapat diartikan sebagai bersama sama saling menyentuhSentuhan yang dimaksud tidak harus berupa sentuhan fisik melaikan saling memberi stimuli dan respon. seperti, membaca surat, email, bertanding, bertengkar, berbicara berhadapan, berbicara melalui alat bantu seperti telepon dan lainnya, berpidato di depan banyak orang dan banyak lagi. Sehingga, pengertian kontak sosial adalah aksi individu atau kelompok dalam bentuk isyarat yang memiliki arti atau makna bagi si pelaku dan si penerima membalas aksi tersebut dengan reaksi.

Macam Macam Kontak Sosial

  • Primer: kontak dilakukan secara langsung
  • Langsung: bertatap muka secara langsung (Face to Face). Contohnya, bertemu langsung
  • Tidak langsung: bertatap muka secara langsung namun ada perantara. Bentuk kedua ini terjadi Karena kemajuan teknologi. Contohnya, Face to face melalui media seperti LINE, Skype, Vcall dll
  • Sekunder: kontak dilakukan melalui perantara (tidak face to face)
  • langsung: tepon suara
  • Tidak Langsung: chat, surat dll. Ada penundaan penyampaian pesan.

      2. Komunikasi

Komunikasi berasal bahasa Latin Communicare yang merupakan proses penyampaian dan peneriamaan pesan dalam komunikasi harus terpenuhi beberapa syaratnya yaitu,

  1. Komunikator/Pengirim (sender)pengertian hubungan sosial
  2. Komunikan / pengirim (receiver)
  3. Pesan (Message)
  4. Umpan balik/respon (feedback)

D. Faktor Pendorong Hubungan Sosial

  1. Imitasi

Suatu proses belajar dengan cara meniru atau mengikuti perilaku orang lain. Contohnya meniru gaya bicara, meniru gaya pakaian, gaya rambut dll. Yang ditiru hanya sebagian.

  1. Identifikas

kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Bahkan sampai operasi plasstik untuk menjadi sama dengan idola mereka.

  1. Simpati

Perasaan tertarik dengan orang lain untuk mengerti dan memahami perasaan orang lain.

  1. Empati

Perasaan yang lebih dalam dari simpati  sehingga seolah-olah merasakan apa yang orang lain rasakan.

  1. Motivasi

Pemberian pengaruh namun yang diberi pengaruh tetap mengedepankan sikap kritis,rasional dan tanggung jawab.

  1. Sugesti

cara pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang.

E. Bentuk Hubungan Sosial

  1. Asosiatif

Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif mengarah pada integrasi (persatuan) sehingga bersifat positif. Berikut ini merupakan bentuk-bentuk dari interaksi sosial Asosiatif,

 

 

 

  1. Cooperation (Kerja Sama)
    1. Kooptasi : Kerjasama terjadi ketika terjadi perubahan pemimpin
    2. Joint venture: Kerjasama dalam proyek pembangunan tertentu atau kerja sama antar Negara.
    3. Bargaining ”tawar menawar”: Kerjasama dalam bidang perdagangan
    4. Koalisi: Kerjasama antar dua kelompok organisasi. Biasanya terjadi pada kerjasama antar partai politik.
  2. Accomodation (usaha mengatasi permasalahan)
    1. Koersi : Penyelesaian dengan menggunakan paksaan atau kekerasan.
    2. Kompromi: Mengurangi tuntutan
    3. Arbitrase: Melalui pihak ketiga yang bersifat mengikat dan memutuskan.
    4. Mediasi: Untuk mengingat dan membedakan dengan Arbitrase maka ingat bahwa mediasi berarti median (penengah) sehingga mediasi berarti penyelesaian masalah melalui pihak ketiga yang berperan sebagai penengah atau penesehat sebagai bahan pertimbangan.
    5. Konsiliasi: Dengan musyawarah atau dialog.
    6. Toleransi: Saling menghargai untuk menghindari perselisihan
    7. Stalemate: Seimbang, jadi penyelesaian masalah atau konflik ini berakhir karena kekeuatan pihak yang bertikai Seimbangan.
    8. Adjudikasi: Melalui pengadilan atau lembaga hukum.
    9. Segregasi: Memisahkan diri dan saling menghindar.
    10. Eliminasi: Salah satu mengundurkan diri.
    11. Gencatan senjata: Penangguhan permusuhan atau peperangan dalam waktu tertentu.
  3. Aculturation: Percampuran dua kebudayaan sehingga menghasilkan budaya baru namun tidak menghilangkan budaya lama atau asli. Contoh: Kebudayaan Hindu di Indonesia bertemu dengan kebudayaan Islam sehingga menghasilkan kebudayaan Islam yang bercorak Hindu.
  4. Asimilation: Percampuran dua kebudayaan sehingga menghasilkan budaya baru namun budaya lama atau aslinya hilang.
2. Disosiatif

Bentuk Interaksi Sosial disosiatif mengarah pada disintegrasi (perpecahan)sehingga bersifat negatif. Berikut ini merupakan bentuk-bentuk dari interaksi sosial disosiatif.

 

 

 

  1. Competition (persaingan): berlomba untuk mencapai kemenangan
  2. Contravention (kontravensi): sikap menantang secara tersembunyi
  • Kontravensi umum: penolakan, keengganan, protes, dan mengancam
  • Kontravensi sederhana: penyangkalan
  • Kontravensi intensif: penghasutan dan penyebaran desas-desus
  • Kontravensi rahasia: pengianatan
  • Kontravensi taktis: provokasi dan intimidasi

    3. Conflict: Secara arti saling memukul (configere). Menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkannya.

Demikian rangkaian pengertian hubungan sosial maka selanjutnya silahkan bercermin pada lingkungan sekitar kalian untuk menguci teori yang telah kalian baca.

Sejarah Perkembangan Sosiologi

Sejarah perkembangan Sosiologi dapat dikelompokkan kedalam empat bagian. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat. Namun sebelum sampai pada titik dimana perkembagan masyarakat dapat dijelaskan secara ilmiah maka berikut ini runtutan perkembangan sosiologi.

  1. Sejarah Perkembangan Sosiologi awal

Pada perkembangan awal ini dimulai dari para pemkir Yunani Kuno seperti Sokrates Plato dan Aristoteles yang beranggapan bahwa masyarakat terbentuk begitu saja. Perkembangan dan kemunduran masyarakat terjadi tanpa ada yang mampu mencegahnya.

Pandangan ini berlanjut pada abat pertengahan yang dipeopori oleh Ibnu Sina. Masyarakat dipandang sebagai bagian dari kehendak Ilahi. Perubahan hanya dipandang sebagai bentuk dari takdir. Seiring perkembangan jaman penjelasan seperti ini belum mampu memuaskan pertanyaan-pertanyaan ktitis tentang perubahan dalam masyarakat.

  1. Sejarah Perkembangan Sosiologi Abad pencerahan

Abad pencerahan ini merupakan rintissan kelahiran sosiologi. Pada abad XVII telah banyak ditemukan berbagai ilmu pengetahuan. Hal ini berdammpak pada pandangan mengenai perubahan dalam masyarakat yang harus dapat dijelaskan secara ilmiah. Artinya penjelasan harus bersifat rasional. Sejumlah pemikir seperti Francis Bacon dari Inggris, Rene Descartes dari Prancis dan Wilhel Leibnitz dari Jerman menekankan pada penjelasan tentang perubahan masyarakat harus bersifat ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah.

  1. Sejarah Perkembangan Sosiologi Abad revolusi

Perubahan abat pencerahan mampu membawa perubahan revolusioner sepanjang abat XVIII Masehi. Perubahan revolusioner ini karena perubahan pada tatanan sosial lama berganti menjadi tatanan sosial yang baru. Pada masa ini juga terjadi Revolusi sosial seperti Revolusi Amerika, Revolusi Industri, dan revolusi Prancis yang sangat berpengaruh terhadap dunia.

Revolusi tersebut menyebabkan berbagai perubahan dan gejolak dalam masyarakat. Gejolak itu  seperti, peperangan, pemberontakan dan kerusuhan yang berdampak pada kemiskinan dan kekacauan. Berdasarkan hal ini maka para ilmuan berusaha mencari cara menganalisis perubahan secara rasional dan ilmiah sehingga dapat diketahui sebab dan akibatnya. Pada dasarnya tujuannya adalah dapat mengatisipasi dan menghindari bencana yang ditimbulkan akibat perubahan.

  1. Kelahiran Sosiologi

Perubahan dalam masyarakat yang harus dijelaskan dengan menggunakan metode ilmiah tidaklah cukup memuaskan. Para ilmuan menyadari perlunya secara khusus mempelajari perubahan sosial. Kesadaran inilah yang melahirkan ilmu baru yaitu sosiologi.

Secara umum kelahiran sosiologi menurut L. Laeyendecker didasarkan pada perubahan yang dialami oleh Eropa Barat pada abad pertengahan. Perubahan itu diidentifikasikan sebagai berikut: (1) tumbuhnya kapitalisme pada abad ke-15, (2) perubahan sosial dan politik, (3) revormasi Martin Luther, (4) meningkatnya individualism, (5) lahirnya ilmu pengetahuan modern, (6) revolusi industri dan Prancis. Perubahan itu merupakan “ancaman terhadap tatanan sosial” (threats to the taken for granted world).

Baca Juga: Pengertian Sosiologi

Tokoh Perintis Sosiologi

A. Auguste Comte (1798-1857)

Auguste Comte diakui sebagai “Bapak” sosiologi yang merupakan ahli filsafat Prancis. Comte dijuluki sebagai bapak sosiologi karena jasanya dalam memberi nama Sosiologi. Sosiologi  dari ciptaan Comte merupakan gabungan  dari  bahasa  Latin  socius yang  artinya  kawan  dan  logos yang artinya ilmu pengetahuan. Nama awal yang diciptakan Comte adalah Social Physics namun dengan berbagai pertimbangan yang ternyata nama tersebut sama dengan istilah yang dibuat oleh Saint Simon.

Sejarah Perkembangan awal yang memicu perkembangan sosologi lebih lanjut tertuang dalam buku karya Comte “Course de Philosophie Positive”. Buku ini membahas tentang hukum tiga tahap perkembangan manusia secara pola pokirnya. Yaitu,

  1. Teologis: pada tahap ini manusia berfikir bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini mengacu pada suatu hal yang bersifatContoh: Bencana banjir dalam tahap ini dimaknai sebagai sebuah peristiwa takdir yang memang harus terjadi dengan sendirinya akibat takdir.
  2. Metafisik: (just easy to remember that M: median) jadi tahapan ini adalah tengah-tengah atau transisi antara Teologis dan tahap selanjutya. Pada tahap ini manusia mulai meragukan apakah semua kejadian atas dasar kodrati namun penjelasan lebih lanjut belum mammpu ditemuakan. Berdasarkan contoh tahap pertama maka manusia tidak lagi percaya sepenuhnya bahwa banjir itu disebabkan oleh takdir.
  3. Positif: pada tahap ini manusia mengaitkan semua gejala alam maupun sosial secara ilmiah. Berdasarkan contoh banjir, pada tahap ini manusia telah mempu menjelaskan factor penyebab banjir seccara ilmiah, yaitu penebangan hutan secara liar, membuang sampah sembarangan dan lain-lain.

Point penting dari hokum tiga tahap ini bahwa Comte menekankan pada metode positif dalam mengkaji perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Yaitu metode yang menekankan pada fakta serta kecermatan dan ketelitian dalam memahaminya.

B. Karl Mark (1818-1883)

Karl Mark berasal dari Jerman yang menganggap dirinya sebagai seorang ahli filsafat. Sumbangan penting Karl Mar dalam perkembangan sosiologi adalah teorinya tentang kelas sosial. Menurut Mark sejarah perkembangan manusia merupakan sejarah perjuangan kelas. Pembagian kerja dalam system kapitalisme menumbuhkan dua kelas yaitu kelas borjuis (bourgeoisie yang berarti majikan) yang menguasai alat produksi dan menguasai kaum yang tidak memiliki alat produksi. Kaum itu adalah kelas proletar (buruh).

Menurut Mark suatu saat kaum proletar akan menyadari keberadaannya yeng senantiasa di ekploitasi oleh kaum borjuis sehingga akan memberontak. Pemberontakan ini dinamakan perjuangan kelas untuk mengalahkan kaum borjuis. Mark meramalkan bahwa kaum proletar akan mendirikan  masyarakat tanpa kelas. Perjuangan kelas sekarang  ini dapat dilihat adanya demontrasi yang dilakukan buruh menuntut kenaikan upah dan protes terhadap berbagai kebijakan yang dibuat olah kaum borjuis.

C. Emile Durkheim (1858-1917)

Emile Durkheim merupakan ilmuan yang berjasa dalam mengembangkan Sosiologi secara lebih spesifik. Dalam buku Rule of Sociological method, menurut Durkheim yang harus dipelajari oleh sosiologi adalah fakta sosial. Fakta sosial disini merupakan cara bertindak, berfikir dan berperasaan yang mengendalaikan individu tersebut. Manusia hidup dalam masyarakat ini telah dikendalikan oleh fakta sosial. Misalnya hukum, moral, kepercayaan, adat istiadat, tata cara berpakaian dan apabila individu dalam masyarakat melanggarnya maka akan mendapatkan sanksi.

D. Max Weber (1864-1920)

Sumbangan Weber dalam perkembangan sosiologi menekankan pada kajian sosiologi yaitu tindakan sosial. Bahwa masyarakat hidup bersama dengan melakukan tindakan sosial yang saling mempengaruhi.

Sejarah Perkembangan Sosiologi

Tindakan sosial menurut Max Weber dibagi menjadi 4 jenis:

  1. Tindakan Rasional Instrumental

Tindakan jenis ini didasari pada akal atau pertimbangan rasional, sehingga tujuan dan cara yang dilakukan jelas. Contohnya seseorang belanja di market place untuk efisiensi waktu dan uang.

  1. Tindakan Berorientasi Nilai

Tindakan sosial ini didasarkan atas  nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Seperti etika kesopanan, estetika, dan agama. Contohnya, seorang anak perempuan berpakaian santun dan tertutup ketika menghadiri acara karang taruna. (tindakan ini didasari oleh oleh nilai agama dan kesopanan).

3. Tindakan Afektif

Tindakan sosial atas dasar perasaan emosi. Contohnya, seorang siswa yang menangis karenapatah hati.

4. Tindakan Tradisional

Tindakan sosial yang didasarkan atas kebiasaan. Contoh: acara Tedak sinten acara tradisional ketika seorang anak balita mencapai usia tujuh bulan. Sejarah Perkembangan Sosiologi

PENGERTIAN SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU

A. Pengertian Sosiologi dari Beberapa Tokoh

Pengertian sosiologi Sebagai Ilmu merupakan pokok bahasan penting yang harus dipahami dengan baik untuk dapat memeahi sosiologi secara keseluruhan. Saat mendengar tentang pengertian sosiologi dari beberapa tokoh, tentu saja yang tergambar adalah penjelasan panjang dan sangat sulit dihafalkan. Sosiologi hadir bukan untuk dihafal namun untuk dipahami.

Pengertian Sosiologi  secara kata berasal  dari  bahasa  Latin  socius yang  artinya  kawan  dan  logos yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi, sosiologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antar teman. Namun teman yang dimaksud disini adalah masyarakat beserta seluruh produknya yang dihasilkan dari interaksi sosial. Nah berikut ini adalah pengertian sosiologi dari beberapa tokoh.

Pengertian Sosiologi

Pengertian Sosiologi menurut para ahli sosiolog:

  1. Auguste Comte

Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama denan sesamanya. Atau secara simple adalah ilmu yang mempelajari masyarakat

  1. Emile Durkheim

Sosiologi adalah merupakan ilmu yang mempelajari tentang fakta sosial.

  1. Max Weber

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tindakan sosial

  1. Goerge Simmel

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan soaial atau interaksi sesama manusia.

  1. Herbert Spencer

Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang susunan dan proses di kehidupan sosial sebagai suatu sistem atau keseluruhan.

  1. Pitirim Sorokin

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari:

a. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral)

b. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial. Contohnya hubungan antara keadaan geografis dan biologis.

      7. Paul B. Horton

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari  kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.

  1. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi

Sosiologi adalah ilmu  yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.

  1. Soejono Soekanto

Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.

  1. William Kornblum

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.

B. Pengertian Sosiologi: Ciri dan Hakikat Sosiologi

  1. Empiris, artinya pengetahuan dalam sosiologi didasarkan pada observasi terhadap kenyataan / faktaPENGERTIAN SOSIOLOGI dan akal sehat serta hasilnya tidak spekulatif atau menduga- duga
  2. Teoritis, artinya pengetahuan yang selalu berusaha menyusun abtraksi tentang sebab akibat fakta sehingga menjadi teori.
  3. Kumulatif, artinya teori dalam sosiologi disusun atas dasar teori yang sudah ada atau memperbaiki, memperluas, menguji, serta memperkuat teori yang lain.
  4. Nonetis, artinya pembahahasan dalam sosiologi tidak mempermasalahkan baik dan buruknya fakta. 
       Hakikat Sosiologi
  1. Sosiologi adalah ilmu sosial yang mepelajari hubungan gelaja-gejala kemasyarakatan.
  2. Sosiologi digolongkan kedalam ilmu pengetahuan murni (pure science)
  3. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abtrak karena fokusnya pada bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat.
  4. Sosiologi adalah ilmu yang umum.

C. Pengertian Sosiologi: Objek Studi Sosiologi

  1. Fakta sosial (Emile Durkheim): cara berfikir, bertindak, dan berperasaan yang berada diluar individu yang bersifat memaksa.
  2. Tindakan sosial (Max Weber): tindakan manusia yang mempertimbangkan keberadaan orang lain.
  3. Imajinasi sosial (C. Wright Mills): memahami apa yang terjadi di masyarakat
  4. Realitas sosial (Peter L. Berger): pengungkapan realitas sosial yang terjadi di masyarakat.
  5. Hubungan antar manusia (Joseph S. Roucek dan Roland R.Warren): hubungan antar manusia dan kelompok.

Baca juga: Sejarah Perkembangan Sosiologi

D. Perspektif Sosiologi

Perspektif atau paradigma adalah cara pandang atau memahami gejala tertentu mmenurut keyakinan kita.

  1. Evolusionis

Memusatkan perhatian pada perubahan dan perkembangan dalam masyarakat.

  1. Interaksionis

Dari kata perspektif ini maka interaksionis menekankan pada interaksi antar individu, kelompok dengan menggunakan symbol berupa lisan atau tulisan

  1. Fungsionalis

Masyarakat dipandang sebagai sebuah jaringan yang saling bekerja sama secara terrganisasi. Intinya semua bagian dalam masyarakat memiliki fungsi dan saling ketergantungan antar bagian tersebut.

  1. Konflik

Masyarakat dipandang selalu mengalamami konflik. Konflik itu terjadi anatar kelas dalam masyarakat.

E. Fungsi Sosiologi

Sebelum berbicara tentang fungsi maka terlebih dahulu harus dipahami bahwa sosiologi tidak member solusi dari sebuah permasalahan namun hanya sekedar member data sebagai pertimbangan penyelesaian masalah. Berikut ini merupakan fungsi sosiologi dalam kehidupan bermasyarakat,

  1. Fungsi Sosiologi dalam Perencanaan Sosial

Dalam perencanaan sosiologi meracang perencanaan masa depan masyarakat dengan mempertimbangkan segala kondisi yang factual serta perkembangan masyarakat.

  1. Fungsi Sosiologi dalam Penelitian Sosial

Penelitian sosial disini focus pada pemberian data tentang masyarakat yang pada akhirnya dapat digunakan dalam pertimbangan pengambilan keputusann dalam memnyelesaikan masalah.

  1. Fungsi Sosiologi dalam Pengambilan Kebijakan

Sebelum kebijakan dibuat maka perlu adanya peneliatian dalam rangka mengkaji kebijakan yang akan diterapkan apakah sesuai dengan kebutuhan masyarkat atau tidak.