Sejarah perkembangan Sosiologi dapat dikelompokkan kedalam empat bagian. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat. Namun sebelum sampai pada titik dimana perkembagan masyarakat dapat dijelaskan secara ilmiah maka berikut ini runtutan perkembangan sosiologi.
-
Sejarah Perkembangan Sosiologi awal
Pada perkembangan awal ini dimulai dari para pemkir Yunani Kuno seperti Sokrates Plato dan Aristoteles yang beranggapan bahwa masyarakat terbentuk begitu saja. Perkembangan dan kemunduran masyarakat terjadi tanpa ada yang mampu mencegahnya.
Pandangan ini berlanjut pada abat pertengahan yang dipeopori oleh Ibnu Sina. Masyarakat dipandang sebagai bagian dari kehendak Ilahi. Perubahan hanya dipandang sebagai bentuk dari takdir. Seiring perkembangan jaman penjelasan seperti ini belum mampu memuaskan pertanyaan-pertanyaan ktitis tentang perubahan dalam masyarakat.
-
Sejarah Perkembangan Sosiologi Abad pencerahan
Abad pencerahan ini merupakan rintissan kelahiran sosiologi. Pada abad XVII telah banyak ditemukan berbagai ilmu pengetahuan. Hal ini berdammpak pada pandangan mengenai perubahan dalam masyarakat yang harus dapat dijelaskan secara ilmiah. Artinya penjelasan harus bersifat rasional. Sejumlah pemikir seperti Francis Bacon dari Inggris, Rene Descartes dari Prancis dan Wilhel Leibnitz dari Jerman menekankan pada penjelasan tentang perubahan masyarakat harus bersifat ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah.
-
Sejarah Perkembangan Sosiologi Abad revolusi
Perubahan abat pencerahan mampu membawa perubahan revolusioner sepanjang abat XVIII Masehi. Perubahan revolusioner ini karena perubahan pada tatanan sosial lama berganti menjadi tatanan sosial yang baru. Pada masa ini juga terjadi Revolusi sosial seperti Revolusi Amerika, Revolusi Industri, dan revolusi Prancis yang sangat berpengaruh terhadap dunia.
Revolusi tersebut menyebabkan berbagai perubahan dan gejolak dalam masyarakat. Gejolak itu seperti, peperangan, pemberontakan dan kerusuhan yang berdampak pada kemiskinan dan kekacauan. Berdasarkan hal ini maka para ilmuan berusaha mencari cara menganalisis perubahan secara rasional dan ilmiah sehingga dapat diketahui sebab dan akibatnya. Pada dasarnya tujuannya adalah dapat mengatisipasi dan menghindari bencana yang ditimbulkan akibat perubahan.
- Kelahiran Sosiologi
Perubahan dalam masyarakat yang harus dijelaskan dengan menggunakan metode ilmiah tidaklah cukup memuaskan. Para ilmuan menyadari perlunya secara khusus mempelajari perubahan sosial. Kesadaran inilah yang melahirkan ilmu baru yaitu sosiologi.
Secara umum kelahiran sosiologi menurut L. Laeyendecker didasarkan pada perubahan yang dialami oleh Eropa Barat pada abad pertengahan. Perubahan itu diidentifikasikan sebagai berikut: (1) tumbuhnya kapitalisme pada abad ke-15, (2) perubahan sosial dan politik, (3) revormasi Martin Luther, (4) meningkatnya individualism, (5) lahirnya ilmu pengetahuan modern, (6) revolusi industri dan Prancis. Perubahan itu merupakan “ancaman terhadap tatanan sosial” (threats to the taken for granted world).
Baca Juga: Pengertian Sosiologi
Tokoh Perintis Sosiologi
A. Auguste Comte (1798-1857)
Auguste Comte diakui sebagai “Bapak” sosiologi yang merupakan ahli filsafat Prancis. Comte dijuluki sebagai bapak sosiologi karena jasanya dalam memberi nama Sosiologi. Sosiologi dari ciptaan Comte merupakan gabungan dari bahasa Latin socius yang artinya kawan dan logos yang artinya ilmu pengetahuan. Nama awal yang diciptakan Comte adalah Social Physics namun dengan berbagai pertimbangan yang ternyata nama tersebut sama dengan istilah yang dibuat oleh Saint Simon.
Sejarah Perkembangan awal yang memicu perkembangan sosologi lebih lanjut tertuang dalam buku karya Comte “Course de Philosophie Positive”. Buku ini membahas tentang hukum tiga tahap perkembangan manusia secara pola pokirnya. Yaitu,
- Teologis: pada tahap ini manusia berfikir bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini mengacu pada suatu hal yang bersifatContoh: Bencana banjir dalam tahap ini dimaknai sebagai sebuah peristiwa takdir yang memang harus terjadi dengan sendirinya akibat takdir.
- Metafisik: (just easy to remember that M: median) jadi tahapan ini adalah tengah-tengah atau transisi antara Teologis dan tahap selanjutya. Pada tahap ini manusia mulai meragukan apakah semua kejadian atas dasar kodrati namun penjelasan lebih lanjut belum mammpu ditemuakan. Berdasarkan contoh tahap pertama maka manusia tidak lagi percaya sepenuhnya bahwa banjir itu disebabkan oleh takdir.
- Positif: pada tahap ini manusia mengaitkan semua gejala alam maupun sosial secara ilmiah. Berdasarkan contoh banjir, pada tahap ini manusia telah mempu menjelaskan factor penyebab banjir seccara ilmiah, yaitu penebangan hutan secara liar, membuang sampah sembarangan dan lain-lain.
Point penting dari hokum tiga tahap ini bahwa Comte menekankan pada metode positif dalam mengkaji perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Yaitu metode yang menekankan pada fakta serta kecermatan dan ketelitian dalam memahaminya.
B. Karl Mark (1818-1883)
Karl Mark berasal dari Jerman yang menganggap dirinya sebagai seorang ahli filsafat. Sumbangan penting Karl Mar dalam perkembangan sosiologi adalah teorinya tentang kelas sosial. Menurut Mark sejarah perkembangan manusia merupakan sejarah perjuangan kelas. Pembagian kerja dalam system kapitalisme menumbuhkan dua kelas yaitu kelas borjuis (bourgeoisie yang berarti majikan) yang menguasai alat produksi dan menguasai kaum yang tidak memiliki alat produksi. Kaum itu adalah kelas proletar (buruh).
Menurut Mark suatu saat kaum proletar akan menyadari keberadaannya yeng senantiasa di ekploitasi oleh kaum borjuis sehingga akan memberontak. Pemberontakan ini dinamakan perjuangan kelas untuk mengalahkan kaum borjuis. Mark meramalkan bahwa kaum proletar akan mendirikan masyarakat tanpa kelas. Perjuangan kelas sekarang ini dapat dilihat adanya demontrasi yang dilakukan buruh menuntut kenaikan upah dan protes terhadap berbagai kebijakan yang dibuat olah kaum borjuis.
C. Emile Durkheim (1858-1917)
Emile Durkheim merupakan ilmuan yang berjasa dalam mengembangkan Sosiologi secara lebih spesifik. Dalam buku Rule of Sociological method, menurut Durkheim yang harus dipelajari oleh sosiologi adalah fakta sosial. Fakta sosial disini merupakan cara bertindak, berfikir dan berperasaan yang mengendalaikan individu tersebut. Manusia hidup dalam masyarakat ini telah dikendalikan oleh fakta sosial. Misalnya hukum, moral, kepercayaan, adat istiadat, tata cara berpakaian dan apabila individu dalam masyarakat melanggarnya maka akan mendapatkan sanksi.
D. Max Weber (1864-1920)
Sumbangan Weber dalam perkembangan sosiologi menekankan pada kajian sosiologi yaitu tindakan sosial. Bahwa masyarakat hidup bersama dengan melakukan tindakan sosial yang saling mempengaruhi.

Tindakan sosial menurut Max Weber dibagi menjadi 4 jenis:
- Tindakan Rasional Instrumental
Tindakan jenis ini didasari pada akal atau pertimbangan rasional, sehingga tujuan dan cara yang dilakukan jelas. Contohnya seseorang belanja di market place untuk efisiensi waktu dan uang.
- Tindakan Berorientasi Nilai
Tindakan sosial ini didasarkan atas nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Seperti etika kesopanan, estetika, dan agama. Contohnya, seorang anak perempuan berpakaian santun dan tertutup ketika menghadiri acara karang taruna. (tindakan ini didasari oleh oleh nilai agama dan kesopanan).
3. Tindakan Afektif
Tindakan sosial atas dasar perasaan emosi. Contohnya, seorang siswa yang menangis karenapatah hati.
4. Tindakan Tradisional
Tindakan sosial yang didasarkan atas kebiasaan. Contoh: acara Tedak sinten acara tradisional ketika seorang anak balita mencapai usia tujuh bulan. 

